Mau tau tentang islamic banking and finance di Bahrain? Alhamdulillah Pada hari jum’at 28 Januari 2011, ISEFID mengadakan sharing perkembangan ekonomi Islam di Bahrain yang menghadirkan narasumber seorang senior lecturer and academic advisor for islamic finance department di University College Bahrain (UCB), yaitu Sutan Emir Hidayat.
Sebelum membahas tentang institusi keuangannya, Bang Emir menceritakan tentang negara Bahrain terlebih dahulu. Negara beribu kota Manama ini memiliki penduduk sekitar 738,004 (july 2010) , jumlah foreignersnya cukup banyak yaitu sekitar 283,549 jiwa. Ada dua kelompok keagamaan yang mendominasi kaum Sunni kira-kira 45 % dan syi’ah 55 %. penduduknya cukup makmur dengan GDP per capita pada 2010 sebesar USD 40,000.
Fakta lainnya yang cukup menarik adalah Bahrain is one of the world's least taxed countries. Lantas dari mana income negaranya kalau bukan dari tax? Sampai saat ini bahrain masih mengandalkan Oil royalti. Pertanyaan lainnya adalah negara ini cukup mungil dengan total area hanya 665 (sq km) 257 (sq mi) dan katanya dari utara ke selatan Bahrain bisa ditempuh dengan satu sampai dua jam saja, sehingga asumsinya jumlah tambang minyak pasti tidak terlalu banyak, ternyata Bahrain di bantu (saling membantu) negara-negara sekitarnya yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council Countries khususnya Saudi Arabia yang mengirim minyak lewat pipa bawah laut
Bahrain walaupun hanya sebuah negara yang kecil tetapi telah dapat memposisikan dirinya sebagai dalah satu pusat keuangan syariah di dunia, hal tersebut dikarenakan pertama geographical positionnya yang strategis di wilayah teluk Persia dikelilingi oleh negara-negara teluk lainnya yang kaya minyak. kedua high quality regulatory system, hal ini terbukti dengan pajak yang sangat rendah. Ketiga full goverment support, sehingga kebijakan seringnya bersifat up to down dan yang keempat hosting several councils and islamic financial institution seperti AAOIFI (Accounting and Auditing of Islamic Financial Institution), LMC (Liquidity Management Center), IIFM (International Islamic Financial Market), IIRA (International Islamic Rating Agency)..
Perbankan syariah sendiri di Bahrain telah berdiri sejak tahun 1979 yaitu Bahrain Islamic Bank, hingga saat ini di Bahrain telah ada 6 islamic retail banks seperti Al Baraka, Kuwait Finance House, Al-Salam House. Selain itu juga telah terdapat sekitar 19 islamic wholesale banks seperti ABC Islamic Bank, Al Baraka Banking, Citi islamic Investment Bank hingga Gulf Financial House. Selain sektor perbankan sektor asuransi dan pasar modal pun berkembang dengan pesat. Saat ini terdapat 5 asuransi umum yang berbasiskan syariah yang sebagian besarnya dioperasiakan oleh operator internasional seperti AIG dan Hannover.
Asuransi diprediksi akan menjadi sektor yang berpeluang memiliki perkembangan sangat besar karena pemerintah Bahrain telah mewajibkan kepemilikan asuransi dalam hal kepemilikan kendaraan atau kesehatan yang sebelumnya penggunaan asuransi diharamkan berdasarkan pendapat ulama setempat. Sedangkan di bidang pasar modal, setelah tahun 2001 Bahrain menjadi negara pertama yang mengeluarkan sukuk negara (sovereign sukuk), hingga saat ini pasar modal Bahrain menjadi satu-satunya pasar modal di wilayah teluk yang memperbolehkan investor asing menanamkan modalnya, karena di pasar modal lain di wilayah teluk hanya investor yang berasal dari Gulf Community Countries(GCC) saja yang diperkenankan.
Kemudian ada beberapa pertanyaan menarik ketika sesi tanya jawab, salah satunya mengenai ghirah / semangat student atau kaum muda disana terhadap perkembangan ekonomi syari’ah dan ternyata menurut bang Emir mereka agak kurang terlihat ghirohnya, malah budaya ‘hedonis’nya yang kentara dan parahnya Bahrain mempromosikan pusat keuangan islam bukan karna ingin jadi negara yang islami tapi hanya sebatas opportunity saja sehingga ada kontradiksi yang cukup menonjol disana. Di satu sisi gencar mempromosikan diri sebagai pusat keuangan syari’ah tapi disisi lain gaya hidup cukup bebas disana. Jadi mungkin ada sedikit yang bisa kita banggakan kalau melihat fenomena di Indonesia dimana kaum mudanya cukup aktif dan peduli mendakwahkan institusi keuangan syari’ah, salah satu buktinya adalah kajian ekonomi islam di ISEFID yang terus berjalan dan mudah-mudahan dengan corak down-up, institusi keuangan syari’ah di indonesia bisa lebih maju dan lebih berkembang dari negara-negara lain.
vans@060211
0 komentar:
Posting Komentar