Rico
Ricardo dalam tulisan buletin edisi sebelumnya mengatakan bahwa salah satu langkah
strategis untuk mendorong penerapan ekonomi islam adalah dengan memperkuat
basis sector riil. Kita harus berfikir untuk menjadi pribadi yang mampu menjadi
solusi bagi permasalahan yang ada di tengah masyarakat dan salah satu solusinya
adalah dengan menjadi entrepreneur. Apa
yang dimaksud dengan sector riil? Apa sih definisi entrepreneur itu? Bagaimana
caranya untuk menjadi entrepreneur? Perusahaan
seperti apa yang harus kita buat? Nah Coretan sederhana ini insya Allah akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut melanjutkan wacana edisi sebelumnya
Apa
yang dimaksud dengan sector riil? Pak Ali Sakti dalam blognya Ekonomi Islam dan
Hikmah mendefinisikan sector riil dengan sector yang mengkreasi atau
memproduksi barang atau jasa baru, dimana dalam prosesnya akan tercipta
transaksi produktif yang memanfaatkan sumberdaya baik mempekerjakan Sumber Daya
Manusia (SDM) dan atau memberdayakan/mengolah Sumber Daya Alam (SDA). Nah untuk
menumbuhkan sector rill ini diperlukan seseorang yang punya jiwa wirausaha
Apa
yang dimaksud dengan wirausaha? wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil
keuntungan dalam rangka meraih sukses. Untuk menjadi seorang wirausaha tidak
mudah kawan, tapi Alhamdulillah sekarang cukup booming istiah wirausaha muda,
mudah-mudahan jadi motivasi buat kaum muda menciptakan bisnis-bisnis handal
Bagaimana
caranya agar menjadi seorang wirausaha muda? Salah satunya adalah become a
sutuyers, orang yang sutuy. al’Attas mengatakan bahwa elaborasi makna dari
sebuah bahasa itu sangat penting, jangan anggap remeh sebuah definisi. So, mari
kita definisikan dulu makna sutuy yang saya maksud disini. kata Sutuy ,menurut
pemahaman awam saya, makna asalnya adalah orang yang ‘sok tau’, ia tidak tahu
atau kurang tahu tapi ia berlagak sok tau dalam melakukan sesuatu. Sutuy juga
bisa bermakna ‘sok bisa’, meskipun ia bergerak dalam ranah yang kurang ia
kuasai tapi ia berani masuk dan berusaha untuk bisa menguasainya
Jadi
Sutuy yang pada awalnya punya sense negative kita rubah, kita re-definisikan
sutuy menjadi sesuatu yang lebih positif yaitu orang yang berusaha membuat
sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Jadi ada sisi optimistis dan keberanian dalam
term sutuy yang saya maksudkan. Dengan keberanian dan optimistis membuat
sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin akan menjadikan seorang sutuyer
lebih kreatif dan inovatif.
Kreatifitas
dan inovatifitas tentu sangat diperlukan dan bisa dibilang modal utama untuk
menjadi seorang entrepreneur. Kita dituntut untuk kreatif mencari lahan bisnis
apa yang akan kita garap. Kita dituntut inovatif bagaimana product yang kita
tawarkan berbeda dengan apa yang sudah banyak beredar di pasaran. Kita dituntut
kreatif bagaimana menghadapi permasalahan karyawan. Kita dituntut inovatif
bagaimana menghadapi competitors. Menurut hemat saya kreatifitas dan
inovatifitas tersebut membutuhkan ‘kesutuyan’.
‘kesutuyan’
yang tercermin dalam kreatifitas dan inovatifitas akan terlihat dari kemampuan
dan kemauannya dalam memulai usaha (start-up),
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemampuan dalam mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian menanggung resiko (risk bearing) dan kemampuan untuk
mengembangkan ide dan dalam meramu sumberdaya
Apakah
cukup sampai disitu saja? Tentu tidak kawan, kita harus bisa menciptakan bisnis
yang islami dan menjadi pebisnis atau pengusaha yang islami. Islam itu agama
yang sangat komprehensif. Ia tidak hanya memperhatikan masalah ritual hablumminalloh hubungannya dengan Allah saja tapi juga memperhatikan hablumminannas bagaimana hubungan sesama
manusia. Jadi dalam hal ini islam mengatur bagaimana seharusnya kita berbisnis.
Bagaimana
karakteristik bisnis yang islami itu? Siddiqi (1979) mengatakan bahwa keadilan,
(‘adala, justice) dan Ihsan (benevolence)
(Al-Qur’an 2:177; 5:8; 4:36) dapat dianggap sebagai summary dari nilai-nilai moral yang harus ada pada aktivitas bisnis
yang islami. Sifat yang pertama adalah keadilan. Untuk menjaga dan menciptakan
keadilan dalam berbisnis, al-Qur’an telah memberikan beberapa pedoman yang
harus dilakukan diantaranya; kontrak harus dituliskan (Al-Qur’an 2:282), harus
ada saksi (Al-Qur’an 2:282), dan prinsip tanggung jawab individu
Sifat
yang kedua adalah ihsan. Ia bisa diartikan sebagai sikap atau tindakan baik
yang ikhlas tanpa ada syarat atau permintaan apapun (Beekun, 1997). Dalam
praktek bisnis, Ahmad (1995) menguraikan 3 hal yang mendukung praktek ihsan
yaitu murah hati, motivasi dalam melayani, dan kesadaran akan adanya Allah SWT.
Ketika sesorang melakukan bisnis dan dalam hatinya tertanam kuat kesadaran akan
adanya Allah, tentu ia akan melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan Allah dan menghindari sebisa mungkin apa yang dilarang oleh Allah
SWT. Jadi, Dengan memiliki sifat adil dan ihsan, secara general sudah bisa
dikatakan sebagai bisnis yang islami.
Muhammad
Karebet Widjayakusuma dalam bukunya “Menggagas Bisnis Islami” menjelaskan
secara lebih detail mengenai karakteristik bisnis islami. Asasnya aqidah islam (nilai-nilai
transendental) dengan motivasi dunia – akhirat. Orientasi bisnisnya tidak hanya
profit, benefit, pertumbuhan, dan keberlangsungan tapi juga ada keberkahan. etos
kerja seorang muslim itu tinggi karena ia merupakan bagian dari ibadah.
Prof
Aslam Haneef mendefinisikan Islamic
economics sebagai “approach to, and
process of, interpreting and solving man’s economic problems based on the values,
norms, laws and institutions found in, and derived from the sources of Islam”. berdasarkan
definisi ekonomi islam tersebut, kita bisa mengambil point bahwa aktifitas
bisnis dan ekonomi yang kita lakukan harus sesuai dengan apa yang islam
ajarkan, tidak keluar dari sumber hukum yang ada dalam agama islam.
Setelah kita mengetahui bisnis dan
aktifitas ekonomi dari kaca mata Islamic
worldview, sekarang saatnya kita harus bisa mengaplikasikannya.Being sutuyer being islamic entepreuneur! Maksudnya
adalah dengan ‘kesutuyan’ yang membuahkan nilai kreatifitas dan inovatifitas,
kita harus bisa menciptakan bisnis yang islami dan harus bisa membuktikan bahwa
aktivitas bisnis yang islami itu membawa kemaslahatan bagi semua, Rahmatan lil ‘alamin.
0 komentar:
Posting Komentar