skip to main |
skip to sidebar
140712
satu lagi ah mumpung inget, kemarin dipresentasi
as-syari'ah economic and society ada yg melakukan SWOT analisis terhadap
economic system khususnya IBF, selalu saja yg ditaruh di strenght itu profit
and loss sharing, lagi2 mudharabah dan musyarokah lah yg jadi primadona meski
miskin implementasinya, curhat ini tdk akan mengulang perdebatan yg lalu cuma
memang ternyata kawan dalam mudarabah ada sedikit 'dilema' dalam hal
ownershipnya. misalkan bank itu sohibul mal nya, kita pinjam dari bank, klo
kita membeli peralatan mesin pabrik atau pake beli mobil truck, islamically dia
seharusnya masih milik sohibul mal, jadi klo beli truck dari uang akad
mudorobah harusnya atas nama bank karna ia yg memiliki ownershipnya sampai pada
batas terminationnya kita liquidkan semuanya lantas di bayar prinsipalnya dulu
lalu klo ada 'lebih' baru dibagi sesuai ratio ksepakatan, cuma prakteknya gak
seperti itu, saya beli truck tetep aja pake nama saya meskipun pake uang bank
(misalnya). jadi mmg sulit diterapkan. isu yg kedua klo si bank dapat uangnya
dari penabung dgn akad mudorobah, si bank jadi double pangkat disatu sisi
sebagai mudorib disisi lain sebagai sohibul mal ketika ngasih financing, banyak
sekali perdebatannya disini. intinya ya skrg sy mengakui (gak terlalu ngotot
kyk di status yg dulu) konsep yg sering di alu2kan itu masih cukup sulit
diterapkan. 140712 masih dipojok cinta quite room GSM IIUM
0 komentar:
Posting Komentar