RSS
Write some words about you and your blog here

TAHUN BARU HIJRAH: MOMENT UNTUK BERUBAH

TAHUN BARU HIJRAH: MOMENT UNTUK BERUBAH
Oleh: Irfan Soleh

1 muharram adalah tahun baru hijrah yang setiap tahunnya diperingati oleh umat islam. awal mula perhitungan kalender dalam islam itu dimulai dari awal hijrah nabi dari mekkah ke madinah. Timbul pertanyaan dalam benak kita, mengapa peristiwa hijrah yang dijadikan awal kalender dalam islam? mengapa Umar bin Khattab pada waktu itu tidak menjadikan hari kelahiran nabi Muhammad atau hari-hari kemenangan dalam islam yang dijadikan awal penanggalan dalam islam? apapun jawabannya yang jelas peristiwa hijrah ini merupakan moment yang sangat penting karena didalamnya tersimpan simbol pengorbanan, perjuangan, sebuah proses dan optimisme menuju tatanan sosial yang lebih baik. Tulisan ini ingin mengulas sedikit mengenai, apa yang dimaksud dengan hijrah? Apa hikmah yang bisa kita petik dari periatiwa hijrah tersebut?

Apa yang dimaksud dengan Hijrah?
Adapun makna hijrah menurut Al-Qur’an memiliki beberapa pengertian, dimana kata hijrah disebutkan dalam Al-Qur’an lebih 28 kali di dalam berbagai bentuk dan makna; ada dalam bentuk kata kerja untuk masa lampau yaitu sebanyak 12 kali, atau kata kerja untuk masa sekarang dan akan datang yaitu sebanyak 3 kali, atau dalam bentuk perintah sebanyak 6 kali, masdar (kata keterangan) yaitu sebanyak 1 kali, ataupun dalam bentuk subyek, yaitu sebanyak 6 kali, baik dalam bentuk singular 1 kali atau plural umum 4 kali atau khusus wanita 1 kali.
Adapun makna hijrah itu sendiri seperti yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Hijrah berarti mencela sesuatu yang benar karena takabur, seperti firman Allah, “Dengan menyombongkan diri terhadap Al-Qur’an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji” (Al-Mu’minun: 67)
2. Hijrah berarti pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain guna mencari keselamatan diri dan mempertahankan aqidah. Seperti firman Allah, “Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak”. (An-Nisa: 100)
3. Hijrah berarti pisah ranjang antara suami dan istri, seperti firman Allah, “Dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka” (An-Nisa: 34)
4. Hijrah berarti mengisolir diri, seperti ucapan ayahnya Nabi Ibrahim kepada beliau, “Dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama”. (Maryam: 46)
Quraish Shihab mengatakan kata "Hijrah", digunakan untuk mengistilahkan perpindahan suatu kaum/individu dari satu hal yang sifatnya buruk kepada hal lain yang sifatnya baik. Pengertian ini berlaku kepada kegiatan pindah tempat maupun pindah kelakuan. Contoh hijrah yang paling populer adalah peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. contoh lainnya adalah taubatnya seseorang. Jika seseorang telah bertaubat, dengan taubat nasuha, ini pun dikategorikan kepada kegiatan hijrah, berpindah dari suatu kondisi buruk kepada kondisi yang baik.

Menurut Waryono Abdul Ghafur Kata hijrah dalam al-Qur’an tidak ada yang memakai tambahan ta’ marbutoh. Secara bahasa kata hijrah berasal dari kata hijrah yang diberi imbuhan ya nisbah. Kata hijrah berasal dari kata h-j-r yang berarti seseorang yang memisahkan diri dari yang lainnya baik secara fisik maupun dengan hati. Pengertian hijrah secara istilah tiap orang bisa saja berbeda misalnya hijrah berarti juga meninggalkan sesuatu yang tidak baik atau tahan terhadap godaan sesat.

Dari semua definisi hijrah yang dipaparkan diatas, saya lebih cenderung mengartikan hijrah bukan hanya dalam pengertian pindah tempat lokasi atau wilayah saja tapi yang lebih substansial dan selalu relevan adalah meninggalkan perbuatan yang kurang baik dengan terus melakukan perubahan, transformasi dan reformasi baik diri, masyarakat atau bangsa dan negara menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Lantas apa hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa hijrah ini?

Hijrah bisa dijadikan moment untuk mencari dan menemukan hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Hijrah juga bisa menjadi pintu masuk perubahan nasib ke arah lebih baik sebagaimana keberhasilan Rasulullah dan sahabatnya ketika hijrah ke madinah yang melambangkan perubahan tata dan taraf hidup yang bermadaniah beradab dan berbudaya.
Namun ada beberapa syarat agar hikmah hijrah tadi bisa kita raih, yaitu:

1. Hijrah harus memiliki pondasi, niat yang tulus, bukan sebatas kepentingan keduniawian. Nabi SAW bersabda:” setiap pekerjaan tergantung niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya didorong oleh niat karena Allah, hijrahnya akan dinilai demikian. Dan barang siapa berhijrah didorong oleh keinginan mendapat keuntungan duniawi atau karena ingin mengawini seseorang wanita maka hijrahnya dinilai sesuai dengan tujuan tersebut”. Tentu kita tidak meragukan bagaimana keikhlasan kaum muhajirin demi membela akidah dan keyakinannya mereka rela mengorbankan segalanya. Pelajarannya bagi kita yang ingin berhijrah menuju lebih baik maka hal penting yang mesti kita miliki adalah Niat yang ikhlas. Meskipun cita-cita kita mulia, misalnya tapi lihat dulu apakah keinginan kita itu tulus ikhlas dari hati atau memang nafsu yang mendorong keinginan kita

2. Berani berkorban dan Usaha yang optimal . Point yang cukup penting dalam berhijrah adalah usaha maksimal yang dilakukan dan pengorbanan. ketika kita sudah bertekad untuk berhijrah, maka sepantasnyalah kita berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan hijrah itu. Contohnya sewaktu Ali tidur dipembaringan Rasulullah agar Rasulullah lolos dari kepungan kaum quraish supaya Rasulullah bisa pergi hijrah kemadinah. Juga bagaimana Abu Bakar berusaha menyiapkan unta dan pemandu jalan dengan mengorbankan hartanya demi kelancaran hijrahnya Rasulullah. Pelajarannya bagi kita tentu ketika kita ingin berhijrah menjadi lebih baik menuju apa yang kita cita-citakan, setelah niat yang tulus ikhlas baru kita berusaha mati-matian seoptimal mungkin karena sebagaimana pepatah bilang al-ujrah bi qadril masaqah dan tentunya kita harus berani berkorban mempertaruhkan apapun demi sebuah perubahan yang kita inginkan


3. Hijrah membutuhkan kesabaran dan yakin akan pertolongan Allah. jelas kesabaran sangat diperlukan bagaimana tidak rasulullah dan para sahabatnya harus meninggalkan kampung halaman bahkan juga suami, istri atau sanak saudara yang tidak ikut hijrah ke madinah karena berbeda keyakinan. Belum lagi jarak dari mekkah ke madinah yang sangat jauh apalagi waktu itu transportasi tidak seperti sekarang bisa dibayangkan bagaimana beratnya hijrah yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Pelajarannya bagi kita tentu setelah kita punya niat yang ikhlas kemudian mati-matian berusaha mengejar apa yang kita inginkan, tentu dalam konteks perubahan menuju lebih baik, maka hal terakhir yang kita perlukan adalah kesabaran. Sabar disini bisa juga berarti tetap menjaga konsistensi semangat dan usaha kita. Setelah kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh dan bersabar, maka yakinlah akan pertolongan Allah. Contohnya pertolongan Allah melalui laba-laba pada Rasulullah dan Abu Bakar sewaktu terdesak di gua ketika dikejar-kejar kaum kafir Quraisy.

Mudah-mudahan kita bisa meneladani dan mengambil hikmah, manfaat dan nilai dari peristiwa Hijrah ini demi sebuah perubahan yang kita cita-citakan, amien...