RSS
Write some words about you and your blog here

RISK-WEDDING: THE SUTUYNOMICS



Introduction dikit...

Wacana risk-wedding ini muncul ketika quizz datang bertubi-tubi, dikarenakan quizz pertama saya mendapatkan nilai yang membuat semangat belajar (jangan buka aib). akhirnya saya mengerahkan segala daya dan upaya agar bisa menaklukan mata kuliah ini (lebay dikit ah), tanya sana sini, ganggu orang kiri kanan agar pertarungan selanjutnya dapat score yang memuaskan.

Cerita pun berlanjut, masih belum puas dan belum merasa siap menghadapi quizz yang kedua, akhirnya saya berhasil membujuk kawan-kawan untuk mengadakan belajar bersama dalam bentuk tutorial dengan harapan dapat banyak pencerahan dari penjelasan sang Tutor. Salah satu pembahasan pada tutorial tersebut adalah risk and return, kalo gak salah denger tutor nya pernah bilang bahwa definisi risk itu adalah uncertainty, ketidakpastian, (mungkin karna selalu ada jarak antara expected return dengan actual return).

Pembahasannya juga dikit....

Ketika sampai dikamar yang penghuninya mengidap penyakit sutuy dan galau, terjadi perbincangan yang menarik seputar kegalauan para bujang sutuy. Aneh bin ajaib kok saya jadi teringat dengan apa yang disampaikan tutor tentang risk and return tadi (mungkin saking ngebet nya pengen dapet hasil yang maksimal, sampe2 keFikiran terus), sampai lah pada wacana pertama yaitu umur 1-5 tahun pernikahan merupakan masa-masa dimana kita merasakan apakah "expected wedding" sesuai dgn "actual wedding", disparitas itu bisa disebut dengan "risk-wedding".

Statement tersebut saya ajukan pada jema’ah facebook, muncullah komentar-komentar sutuy. Ada yang mengutarakan Sutuy Risk Management.. atau bisa kita singkat dengan SRM, Rumusnya : Panjang sutuy X Lebar sutuy X Tinggi sutuy.. ;p (teori ini sutuy banget, asli!)
Komentar yang menarik datang dari Chak Qoyyum, formula-nya itu keren sekali, nih saya cantumkan komentarnya:
 “Risk Wedding = Rw=Rb+(ERu-Rb). tapi kadang2 dalam pernikahan ada abnormal return lho cak,,,gmna itu formulsi risk nya???besarnya abnormal return wedding adalah ARw=RiW-ERiW...Nanti akan ketemu Average Abnormal Return Wedding, SIgma ARw/N undefinite, sehingga ARw=tak terdefinisi.wkwwkkwkww. sampai ada teori Wedding Market Efficiency”

Munculah pertanyaan dibenak saya, kira-kira metode apakah yang bisa mengukur risk-wedding tersebut? dan ternyata setelah diukur dengan Standard Deviation & coefficient of variation, "portofolio-wedding" itu lebih ‘less risky’ dari pada "single-person-wedding". so..."risk-wedding" itu ternyata bisa diatasi dengan diversifikasi (baca:poligami). Masalahnya siapkah anda or kita untuk "berinvestasi" dlm "portofolio-wedding" (baca:poligami)? (jawabannya cukup dalam hati aja ya,he..)

Lagi-lagi komentar yang menarik dari pak qoyyum yang mengajukan beta wedding demi mengusung ketidak setujuannya terhadap diversifikasi (poligami), katanya unsur beta wedding yang berdifat trade-off dan memiliki kerentanan terhadap ketidakadilan. (uhhh bijak sekali pak qoyyum, he...) dan menurutnya konsep markowitsz, don’t put your eggs in one basket, tidak bisa dipakai disini demi menghargai perasaan perempuan

Terlepas dari setuju atau tidak, yang jelas dengan adanya diversifikasi, risk bisa dikurangi. The more the portofolio, the lesser the risk.  Namun ada hal lain yang perlu diketahui yaitu harus dilihat correlation-nya. Ada beberapa macem, diantaranya perfect positive correlation, ada still positive but not perfectly positive, ada negative correlation, ada perfect negative correlation. Dan ternyata berdasarkan penelitian yang paling bagus adalah correlation perfectly negative .

Kalau kita konteks kan dengan tema kita kali ini, berarti (maaf nih ya) klo mau diversivikasi (poligami), antara istri yang satu dengan istri yang lainnya correlation nya harus perfectly negative. Misalnya, istri pertama pintar agamanyanya, istri kedua pintar bisnisnya, istri ketiga pintar masaknya dll lah. Ini memang perlu pembuktian lebih lanjut di lapangan, Cuma kayaknya saya mau menyerahkan tugas ini pada temen2 yang lain (kalo kita mah satu juga belum dapet2, he...)

Penutup...pastinya paling dikit....

Intinya untuk mengurangi risk-wedding lakukanlah diversifikasi (poligami) tapi sebisa mungkin corelation nya harus yg perfectly negative. Selamat mencoba teori ini, kalau ternyata praktek dilapangan tidak sesuai, kami menerima teori baru. Tapi kalau sekiranya tidak ada teori baru yang bisa mematahkan teori ini, saran saya anda harus mencobanya. He...salam sutuy buat semua....

vans@Pojok sutuy dengan segala keunikannya, 20 juni 2011












The Pursuit of ‘Ringgit’ness


“Don’t ever let somebody tell you, you can’t do something, not even me...!!!”  ungkapan Christ Gardner menasihati anaknya dalam cuplikan film The Pursuit of Happiness. Film ini sangat luar biasa, begitu menggugah. Setiap orang berhak menafsirkan nilai apa yang ingin disampaikan lewat film tersebut. salah satunya adalah tentang perjuangan, kerja keras dan usaha yang optimal dalam mendapatkan apa yang kita inginkan, kebahagiaan. Tiap orang mendefinisikan The Happiness secara berbeda dalam konteks christ gardner di film ini bagaimana dia bisa mendapatkan pekerjaan demi menyambung hidup dan membahagiakan anaknya, Christhoper.

Terinspirasi dari film tersebut, kami pun ingin berbagi pada kawan-kawan bagaimana kami berjuang mengais ringgit di negeri sebrang tentu tanpa mengesampingkan tugas utama kami mencari ilmu. Alasannya pun berbeda-beda ada yang hanya ingin terlihat mandiri, ada yang tak ingin menyusahkan orang tua, ada yang memang benar-benar kepepet butuh ringgit untuk menyambung hidup dan masih banyak lagi alasan yang bisa dijadikan justifikasi.

Banyak yang bisa dilakukan disini tapi kami hanya ingin menyebutkan apa yang telah kami lakukan. Intinya sih mengoptimalkan skill yang kita punya, apapun itu bentuknya. Diantara hal-hal yang telah kami rasakan dan kami lakukan adalah

1.      Tuition
            Inti dari istilah tuition yang difahami disini adalah mengajar privat dari rumah ke rumah, dari mulai ngajar ngaji sampai akuntansi, tarik suara sampai reka aksara dalam dunia maya. Pokoknya apapun yang sekiranya kita bisa share-kan, itu yang kita lakukan. disini memang niat awalnya adalah mengamalkan ilmu (itu masalah hati kan, he..) tapi klo dapet akhirat dan dunia sekaligus kan lebih bagus lagi (baca: pahala dan ringgit)


2.      Function
            Ya istilah ini cukup keren, tapi intinya adalah kerja part time dalam sebuah event tertentu, baik itu di acara wedding ,seminar atau event2 yang membutuhkan tenaga kepanitiaan bidang apapun dari angkat ringan sampai angkat berat
 
3.      Translation
Bagi kami yang punya kemampuan bahasa asing baik itu arab, inggris, dll terkadang dapet job menerjemah dari mulai artikel yang hanya beberapa lembar sampai buku yang berjilid-jilid (lebay.com).

4.      Waiter
Berhubung ada libur panjang, job pun berdatangan. Salah satunya waiter disebuah restoran. Awalnya Cuma part time tapi karena kerja kami profesional akhirnya di rekrut juga jadi full-time employee (bahasanya diperhalus, he..)


5.      Designer
            Kawan kita yang satu ini punya skill yang tidak bisa diragukan lagi kiprahnya di dunia design, amal jariah design nya sudah malang melintang dirasakan semua kawannya.

6.      Researcher
            Nah, yang terakhir ini mungkin tergolong yang paling keren, meskipun pekerjaan nya cukup sulit, memerlukan skill yang luar biasa karna akan melewati serangkaian tes terlebih dahulu, yah beruntung salah satu kawan kita ada yang mendapatkan rizkinya di bidang ini

Inilah salah satu fragmen kisah kami dinegri sebrang, mudah-mudahan hal ini dicatat sebagai usaha kami dalam menggapai mimpi dengan kesungguhan dan kemandirian.

SUTUY

jika para sutuy bertemu
rerupa jemu enggan bertamu
hanya ada tawa
membahak merusak jelaga

jika para sutuy berkumpul
warnawarni senyum pun tersimpul
mengepulkan kesumat bisu
mengepalkan keramat jitu