RSS
Write some words about you and your blog here

Istikhoroh: Media komunikasi dengan Allah

Istikhoroh: Media komunikasi dengan Allah
Oleh: Irfan Soleh

Istikhoroh merupakan salah satu media komunikasi dengan Allah. Kenapa kita perlu berkomunikasi dengan-Nya? Kita hidup di dunia ini ada aturan mainnya. Kita harus senantiasa berkomunikasi dengan-Nya agar tidak keluar dari aturan tersebut. Hidup pun selalu penuh dengan pilihan. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi bahkan mungkin setiap helaan nafas kita selalu ada pilihan demi pilihan. Agar kita tidak salah memilih kita pun harus bertanya dan berkomunikasi dengan-Nya. Jadi kesimpulannya kita harus senantiasa beristikhoroh.

Istikharah artinya memohon pilihan yang terbaik dari sisi Allah swt. Ada beberapa macam istikhoroh, salah satunya adalah istikhoroh Qur’an. Cara Istikharah dengan Al-Qur'an telah diajarkan oleh Rasulullah saw kepada keluarganya. Tata cara ini terdapat pada Kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga, bab Istikharah
Pertama: Membaca Surat Al-Ikhlash (3 kali)
Kedua: Membaca shalawat (3 kali)
Ketiga: membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ اِنِّي تَفَأَلْتُ بِكِتَابِكَ وَتَوَكَّلْتُ عَلَيْكَ فَأَرِنِي مِنْ كِتَابِكَ مَاهُوَ مَكْتُومٌ مِنْ سِرِّكَ الْمَكْنُونِ فِي غَيْبِكَ.

Allâhumma innî tafa`altu bi-kitâbika wa tawakkaltu 'alayka, fa-arinî min kitâbika mâ huwa maktûmun min sirrikal maknûn fî ghaybik(a).
Ya Allah, aku memohon pilihan dengan kitab-Mu dan bertawakkal kepada-Mu, maka perlihatkan kepadaku dari kitab-Mu apa yang telah ditentukan dalam rahasia-Mu dan yang tersimpan dalam keghaiban-Mu.

Keempat: Bukalah Al-Qur'an dan perhatikan baris yang pertama di
bagian kanan.

. Contoh kongkretnya adalah tentang pilihan S2. Ketika saya mengatakan ingin melanjutkan S2 ke IIUM yang keluar adalah ayat ishbiru wa shobiru la’allakum tuflihun. Ayat ini ada hubungannya dengan pengorbanan nabi ibrohim dan kesabaran nabi ismail. Kisah ini merupakan asal muasal penyembelihan hewan Qurban pada hari raya idul adha. Subhanallah saya mendapat jawaban bahwa saya keterima di IIUM pas malam idul adha, jadi kebetulan hasil istikhoroh Qur’an dalam kasus ini jawabannya tepat sekali. Wallohu a’lam yang jelas hal ini meyakinkan saya bahwa apapun yang akan kita lakukan jangan sampai lepas dari-Nya

Dari Allah...dengan Allah... untuk Allah..
Semoga...

ULANG TAHUN: LEBIH DARI SEKEDAR PERAYAAN

ULANG TAHUN: LEBIH DARI SEKEDAR PERAYAAN
Oleh: Irfan Soleh

Orang yang berbahagia bukanlah seseorang yang berada dalam suatu keadaan tertentu, melainkan seseorang dengan perangkat sikap tertentu
(Huge Down)

Perayaan ulang tahun (ultah) yang ke 23 menjadi meriah dengan acara yang cukup berbeda. Biasanya kemeriahan ultah hanya diramaikan dengan tiup lilin, potong kue, diceburin ke kolam atau bejibunnya ucapan selamat. Kali ini acaranya disemarakan dengan diskusi dan refleksi kritis. Muhtadin mengawali diskusi dengan sangat baik. Pemaparannya tentang reformulasi ulang tahun memicu hormon intelektual saya dan kawan-kawan. Ia menjelaskan aspek-aspek yang harus terbawa dan harus ada sehingga ulang tahun tidak hanya sebatas ‘perayaan’. Ada aspek tradisi, religi, silaturahmi dan motivasi.


Alhamdulillah ke empat aspek diatas ada pada perayaan ultah saya yang ke 23. Aspek tradisinya seperti biasa makan-makan sekaligus jalan-jalan, aspek religinya dengan tawashulan atau hadhorohan (awalnya mau khataman Qur’an berhubung ada satu dan lain hal diganti jadi hanya tawasulan), aspek silaturahminya bisa kita lihat kawan-kawan yang hadir ada yang sudah lama banget gak pernah ketemu momen ini sekaligus temu kangen dan reunian, aspek motivasi jelas ada karena acara ini mengandung muhasabah, refleksi sekaligus revolusi diri

Kado yang saya terima pun sangat istimewa seakan mereka tahu kondisi jiwa dan apa yang harus saya lakukan pasca perayaan ultah. Buku setebal 123 halaman menjadi kado pertama yang saya baca. Buku ini mengupas tentang ilmu ikhlas. Buku karangan Abu Muhammad bin Said al-Bailawi ini,melihat ikhlas tidak hanya sebagai ketulusan semata, tapi ikhlas dijadikan kekuatan dari suatu ketulusan yang dapat mewujudkan apapun yang kita inginkan. Dengan ikhlas, bukan hanya kekayaan materi yang akan kita miliki, namun juga kekayaan hati dan jiwa.

Bagi saya, ikhlas menjadi kado ultah yang membekas. Ikhlas tidak berarti kita membuang semua mimpi-mimpi kita. Kita tetap harus mengejar semua mimpi-mimpi kita, namun ketika kita ikhlas selama menuju cita-cita yang kita inginkan itu, di dalam hati akan timbul rasa syukur, tenang, fokus, sabar dan tekun. Karena dalam ikhlas semua hasil akhir diserahkan pada Tuhan

Kado kedua sama istimewanya yaitu buku yang berjudul Inner happiness building. buku ini menurut sang empunya, Roni Ismail, berawal dari sebuah catatan harian. Penulis mengajak kita untuk menggali dan menuju kebahagiaan yang sifatnya intrinsik (inner happiness) melalui syukur yang dalam, sikap ikhlas yang benar, kebercukupan (Qana’ah), penerimaan diri, bahagia dengan apa yang kita lakukan dan menumbuhkan kekuatan berupa mental bahagia

Penulis memprovokasi kita dengan ungkapan “kita layak bahagia” , alasannya karena bahagia ada dalam diri kita, bahagia itu tidaklah sulit didapat, bahagia bisa dilatih, hak kita semua untuk bahagia karena kita tercipta dengan limpahan anugrah sehingga kalau kita tidak bahagia sama saja dengan menyia-nyiakan hidup yang sempurna dan itu artinya tidak bersyukur atas aneka anugrah Tuhan. Jadi sebenarnya kedua buku tersebut saling terkait, dan bagi saya pribadi kedua hal tersebut seolah memberitahukan apa yang harus saya lakukan pasca perayaan ultah ini, terima kasih yang tak terhingga pada Maya dan Nina, kado kalian begitu berharga.

Ucapan terima kasih juga saya haturkan pada kawan-kawan yang telah hadir di saung rakit, cowoknya: muhtadin,sabilil muttaqin, asep iman, aef saeful muharom, alif, yana, opik, adad, dani, iyus, eris, miftah (olot), ade herdi, khowas, redi. Ceweknya: Maya, Nina, Desri, dan Nunung. Kalian menjadi saksi sejarah fragmen kehidupanku di usia 23. William James pernah berkata, Percayalah bahwa hidup ini berharga, dan keyakinanmu akan membantu menciptakan fakta itu. Dan kehadiran temen-temen menambah keyakinanku bahwa hidup itu sangat berharga dan jangan disia-siakan. Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti...!!!!



Kertaharja, 07 november 2010

TERIMA KASIH TUHAN : DULU, KINI DAN NANTI

TERIMA KASIH TUHAN : DULU, KINI DAN NANTI
Oleh: Irfan Soleh

Coretan ini akan di awali dengan sebuah kisah yang dikutip dari catatan fb teman saya. Pesan dari kisah ini sangat ‘nonjok’ sekali walaupun saya gak tau siapa pengarangnya tapi yang jelas Undzur Man Qala Wa La Tandzur Man Qila kita baca saja kemudian mari sama-sama kita resapi dan renungkan hikmah dari kisah dibawah ini



Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istana untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia bertemu dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, “ apa yang engkau inginkan dariku?” si Pengemis itu tersenyum dan berkata, “ Tuanku bertanya seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba,”. Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, “Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu, apa yang kou minta, katakanlah!”. Menjawablah sang pengemis, “berfikirlah dua kali wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa.” Rupanya sang pengemis bukan sembarang pengemis, namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari pengemis. “sudah ku katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya raya.” Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah, “Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan”. Bukan main! Raja menjadi geram mendengar tantangan pengemis ini. Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas. Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang dibawanya kedalam mangkuk sedekah pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah. Tak mau kehilangan muka dihadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajan: emas, intan, berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang. Dengan perasaan tak menentu sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis. Ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, “sebelum berlalu dari tempat ini dapatkah engkau menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?”. Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, “mangkuk ini terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman yang mengasyikan kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika engkau akhirnya telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kou dapatkan itu, seolah tidak ada artinya lagi. Semuanya hilang ibarat intan dan emas berlian yang masuk dalam mangkuk tanpa alas itu. Kegembiraan, gairah, keinginan dan pengalaman yang mengasyikan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan. Begitu seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan.” Raja itu bertanya lagi, “adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?” “tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan. Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat padamu,” ucap sang pengemis itu sambil berjalan kemudian menghilang.

Awalnya gak terfikir sedikitpun untuk ‘merayakan’ hari kelahiran, karena akhir-akhir ini banyak sekali cobaan yang menuntut kesabaran yang lebih. Masih banyak mimpi dan keinginan yang belum tercapai, Tapi setelah membaca kisah ini, ternyata bagaimanapun dan seperti apapun fragmen kehidupan kita sampai saat ini tetap harus disyukuri. Mengenai pertanyaan kenapa sih kita mesti merayakan ulang tahun? Apa manfaat dan hikmah dari ‘perayaan’ ini? Sudah saya jawab dalam tulisan milad yang ke 22 dengan tajuk “Muhasabah di hari Ultah: Bentuk Penghargaan Pada Sang Waktu”. Menemani usia yang ke 23, tema yang ingin saya coretkan kali ini adalah “Terima Kasih Tuhan : dulu, kini dan nanti ”

Ada fenomena menarik dikalangan kawan-kawan termasuk saya theme song sms di hp kita sama yaitu “Ya Sudahlah” milik Bondan Prakoso. “ketika mimpimu yang begitu indah tak pernah terwujud, ya sudahlah. Saat kou berlari mengejar anganmu dan tak pernah sampai ya sudahlah”. Kenapa kita dan pasti masih banyak yang lainnya memakai nada dering lagu ini? Alasannya mungkin hampir sama, karena banyak sekali mimpi, angan, harapan, keinginan dan cita-cita kita yang belum terwujudkan.

Pernahkah kita berfikir bahwa ungkapan ‘Ya Sudahlah’ ini sebagai ungkapan keputus asaan atau bisa juga hanya sebatas ‘alat peredam’ gejolak keinginan-keinginan kita. Kenapa coba kita tidak berfikir ternyata dibalik semua itu tersimpan rerupa hikmah yang suatu saat bukan tidak mungkin akan menjelma menjadi sesuatu yang begitu indah. Bisakah kita ganti ungkapan ‘ya Sudahlah’ ini dengan kata Alhamdulillah. Karena kita sebagai manusia, sebagai hamba, dituntut untuk menjadi orang yang Syakur, orang yang banyak bersyukur.

Ahmad Ibn Faris dalam kitabnya Maqayis al-Lughah mengemukakan beberapa makna dari kata Syakur. Diantaranya adalah pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh, hakikatnya adalah rasa ridho dan puas dengan yang sedikit sekalipun. Dan yang kedua adalah kepenuhan dan kelebatan. Menurut Quraish Shihab, makna-makna dasar ini mengisyaratkan bahwa Syukur adalah “siapa yang merasa puas dengan perolehan yang sedikit setelah usaha maksimal, maka dia akan memperoleh banyak lebat dan subur”
Kata Syukur berasal dari kata Syakara yang berarti membuka. Jadi harapannya ketika kita bersyukur dengan pencapaian kita sekecil apapun, Allah akan membukakan jalan ataupun kesuksesan bagi keinginan-keinginan kita yang lain. Hal ini mungkin sejalan dengan Firman-Nya dalam surat Ibrahim ayat 7, “Lain Syakartum La Azidannakum Wa Lain Kafartum Inna ‘adzabi Lasyadid”. Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa jika kita bersyukur maka pasti Allah akan menambahkan nikmat-Nya, sehingga ayat ini menimbulkan rasa optimisme dan mendorong kita untuk giat beramal guna memperoleh nikmat lebih banyak lagi.

Denting jarum waktu akan terus menunggu, beredar dalam garis yang tak pernah pudar, diantara remang-remang yang tak kunjung hilang, menyuarakan hitamputih perjalanan, ketidak beraturan pun membentang, biarkan saja patahan-patahan itu bertahan, memungut luka suka pecah dalam serpihan. Dan mari kita syukuri serpihan-serpihan ini sebagai wujud penghambaan kita pada Tuhan.

Terima Kasih Tuhan, untuk dulu kini dan nanti.....

Ziarah Rasa

Ziarah Rasa

Embun masih menetes dari pucuk daun
membasahi tanah-tanah sejarah
di dalamnya sejuta rasa pun tertimbun
batu nisan bergetar membaca pesan
"jangan pernah kou sia-siakan kesempatan"
do'a-do'a kupanjatkan pada-Nya
tak kuasa ku tahan air mata
diatas batu nisan para leluhur
kupahatkan tekadku takkan mundur

vans@pinggir kuburan abah 261110


Munajat sesaat

Munajat Sesaat

Kasih..

dzikir-Mu sungguh meliputi..

dzikirku yang tak berarti

vans 161110

Dari retina sampai sukma

Dari retina sampai sukma

air mengalir deras dibelakang paras cantikmu
bergemuruh berteriak rasa yang belum berpijak
telur-telur kepitingpun mengerling
dibelai tangan lembutmu

paseh

Paseh

'asa robbukum ayyarhamakum
ketika terpeleset dari jalur
ketika engkau jatuh tersungkur
Yakin lah pada Allah
ia akan memberikan Ampunan Pertolongan
dan apapun yang terbaik buat kita
karna dia Maha Pemurah,
Maha Rahman

vans@paseh171010

Buah Kesabaran

Buah Kesabaran

ishbiru..
menderu mengalun syahdu
menerpaku yang sedari tadi menggerutu

Hanya Penikmat

Hanya Penikmat

jingkrak-jingkrak
gemuruh riuh teriak
sadarkah bahwa kita hanya penikmat??
redupkan semu sangat sesaat
merekalah penikmat sebenarnya
tertawa terbahak dengan karya
seringai senyum puas
arti pencapaian kerja keras

vans@bekasi 141010

Bekasi

Bekasi

saat ini..
bekasi menyimpan purna pasi
disepanjang kali malang
kata-kata tampak remang
antara sampah atau berkah
tinggi maupun rendah
tumpang dalam timpang
bergumul takkan hengkang


vans@bekasi 131010



Bandung

Bandung

Dari bukit mimpi aku berjalan
melumat terjal jalan kehidupan
jiwa kembara tetap menyala
meski ia masih menjarak disana


vans@bandung 091010