Merindu Cahaya
Dalam kilatan petir
Kata kenapa mendadak mampir
Bercak menggetir
Bertabuh mengukir
‘Kenapa’ yang tak biasa
Merindu secercah cahaya
Do’a dan keluhan
Meratap pada Tuhan
Kenapa...
Dengan nikmat
Pada-Mu aku khianat
Dengan laknat
Pada-Mu aku teringat
Kenapa...
Kau nina bobokan aku dengan pahala
Tapi tak tercium harum syurga
Kau himpit aku dengan dosa
malah ada secercah nirwana
Kenapa...
cahaya-Mu tersibak dalam kegelapan
apa ia termakan keakuan
Kapan aku menjelma
Dalam indahnya cahaya
Cahayaku
cahaya-Mu
bersenyawa dalam terang
bertandang lantas hilang
vans@saung damai 280210