Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن أطيب الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا لم يكذبوا و إذا ائتمنوا لم
يخونوا و إذا وعدوا لم يخلفوا و إذا اشتروا لم يذموا و إذا باعوا لم يطروا و إذا
كان عليهم لم يمطلوا و إذا كان لهم لم يعسروا).
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah
penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila
diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila
membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan
harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih
hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan
oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
Hadist diatas menjelaskan bahwa pedagang atau
pebisnis adalah sebaik-baik penghasilan, meskipun ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi diantara yaitu jujur, amanah dan menepati janji. Islam
memberikan syarat tersebut bukan untuk memberatkan umatnya tapi justru dengan
memiliki kriteria tersebut akan menunjang bisnis yang kita miliki. Setelah
mengetahui hadist tersebut, keinginan untuk menjadi seorang pebisnis pun
semakin kuat tapi bagaimana caranya? Harus mulai dari mana?