Teruslah berjalan!
Berjalan dalam serpihan
Dari satu kelain dahan
Diterpa semilir angin
Membawa sejuta ingin
Dunia angan menabur mimpi begitu indah
terlihat Lewat celah-celah gundah
Walau terjerat liuk-liuk belukar
Riak-riak sadar tetap terdengar
Dalam ruang ada
Ketaktertugaan semakin mengada
Memayungi ranah resah
Menengahi derap langkah
Aku akan terus berjalan
Berlari walau perlahan
Tak ada kata henti
Menuju satu titik tepi
Vans @saung damai
140310
Mengawal Garuda
Diposting oleh
coretan vans
on Kamis, 11 Maret 2010
/
Comments: (0)
Mengawal Garuda
Kupasang Telingaku disebuah diorama
Kudengar Segerombol tunas muda
Cendikia dan pembiak massa
Asyik bercengkrama
Berirama diatas meja
Karna dibawahnya pasti dicela
Bersuara menggelitik laba-laba
Mengurai mengusik jejaringnya
Garuda tak hanya di dada
Ditangan dikepala dan dijiwa
Bisa saja ia bangga
Gagah tanpa noda
Atau malah tertawa
Terbahak isak hampa
Bercucuran mengalirkan air duka
Karna kita satu warna
Tak ada beda
Sama-sama durja
Hanya sedikit nakal
Padahal terjebak arus siklikal
vans@saung damai 100310
Kupasang Telingaku disebuah diorama
Kudengar Segerombol tunas muda
Cendikia dan pembiak massa
Asyik bercengkrama
Berirama diatas meja
Karna dibawahnya pasti dicela
Bersuara menggelitik laba-laba
Mengurai mengusik jejaringnya
Garuda tak hanya di dada
Ditangan dikepala dan dijiwa
Bisa saja ia bangga
Gagah tanpa noda
Atau malah tertawa
Terbahak isak hampa
Bercucuran mengalirkan air duka
Karna kita satu warna
Tak ada beda
Sama-sama durja
Hanya sedikit nakal
Padahal terjebak arus siklikal
vans@saung damai 100310
Merindu Cahaya
Diposting oleh
coretan vans
on Minggu, 07 Maret 2010
/
Comments: (0)
Merindu Cahaya
Dalam kilatan petir
Kata kenapa mendadak mampir
Bercak menggetir
Bertabuh mengukir
‘Kenapa’ yang tak biasa
Merindu secercah cahaya
Do’a dan keluhan
Meratap pada Tuhan
Kenapa...
Dengan nikmat
Pada-Mu aku khianat
Dengan laknat
Pada-Mu aku teringat
Kenapa...
Kau nina bobokan aku dengan pahala
Tapi tak tercium harum syurga
Kau himpit aku dengan dosa
malah ada secercah nirwana
Kenapa...
cahaya-Mu tersibak dalam kegelapan
apa ia termakan keakuan
Kapan aku menjelma
Dalam indahnya cahaya
Cahayaku
cahaya-Mu
bersenyawa dalam terang
bertandang lantas hilang
vans@saung damai 280210
Dalam kilatan petir
Kata kenapa mendadak mampir
Bercak menggetir
Bertabuh mengukir
‘Kenapa’ yang tak biasa
Merindu secercah cahaya
Do’a dan keluhan
Meratap pada Tuhan
Kenapa...
Dengan nikmat
Pada-Mu aku khianat
Dengan laknat
Pada-Mu aku teringat
Kenapa...
Kau nina bobokan aku dengan pahala
Tapi tak tercium harum syurga
Kau himpit aku dengan dosa
malah ada secercah nirwana
Kenapa...
cahaya-Mu tersibak dalam kegelapan
apa ia termakan keakuan
Kapan aku menjelma
Dalam indahnya cahaya
Cahayaku
cahaya-Mu
bersenyawa dalam terang
bertandang lantas hilang
vans@saung damai 280210
Taman “Pencerahan”
Diposting oleh
coretan vans
on Kamis, 04 Maret 2010
/
Comments: (0)
Taman “Pencerahan”
Malam itu disebuah taman
Aku datang menggandeng hujan
Mendengar retorika yang dibaca
Kekinian yang dipuja
Dahulu hanya tabu
Berlalu bagai debu
Walau hidup disatu sisi
Keberulangan yang abadi
Berdiri dalam kredo
Dua isme berwajah neo
Bila tak ada pencerahan
Baginya kematian
Membelah batu
Memecah buntu
Mengharu biru
Walau membabu
Kubaca saripati kata
Penafsiran mutlak adanya
Memenggal ukuran
Pada baju kepantasan
Rupa manusia Begitu mulia
Dengan akal yang kadang binal
Beraneka warna
Tak kenal final
Nuraniku takkan kelu
Mencari dan bertahan
Mana yang tercium BAU
dihidungMu, Tuhan.....
By: aku yang terus berjalan
dalam pencarian dan perubahan
vans@saung damai
03 Maret 2010
Malam itu disebuah taman
Aku datang menggandeng hujan
Mendengar retorika yang dibaca
Kekinian yang dipuja
Dahulu hanya tabu
Berlalu bagai debu
Walau hidup disatu sisi
Keberulangan yang abadi
Berdiri dalam kredo
Dua isme berwajah neo
Bila tak ada pencerahan
Baginya kematian
Membelah batu
Memecah buntu
Mengharu biru
Walau membabu
Kubaca saripati kata
Penafsiran mutlak adanya
Memenggal ukuran
Pada baju kepantasan
Rupa manusia Begitu mulia
Dengan akal yang kadang binal
Beraneka warna
Tak kenal final
Nuraniku takkan kelu
Mencari dan bertahan
Mana yang tercium BAU
dihidungMu, Tuhan.....
By: aku yang terus berjalan
dalam pencarian dan perubahan
vans@saung damai
03 Maret 2010
Silatulma’na Bersama Cesillia
Diposting oleh
coretan vans
on Senin, 01 Maret 2010
/
Comments: (0)
Silatulma’na Bersama Cesillia
------------------------
Cesillia ces
Tautan ini menjadikan kita saling kenal
Aku mengenalmu kau mengenalku
Dari sepi dan bayang-bayang waktu
Diantara kode-kode matrix dan layar monitor
Dari ruang kosong tempat kunang-kunang berbagi
Kegelapan dengan nyala lampu dijemari
Kita ketik kata saling sapa
Saling goda saling cerita
Berbagi kasih semesta sayang sesama
Semoga kebaikan selalu kita dahulukan
Menjadikan kita manusia yang penuh harap
Melangkah dikeseharian kita
Terimakasih sukses selalu digiatmu bersama cita, cinta dan harap
Engkau yang slalu bersinergi pada alam dan sang pencipta
Salam manis
Cesi
---------------------
Dikeesokan hari
Diranumnya pagi
Kubaca tautan ini
Sekat ruang dan waktu
Lebur membisu
Melihat kata, sapa, kita dalam cumbu
Saat ini
Masih kubuka lembaran-lembaran suci
Selaksa do’a pun belum terhenti
Lantas kutitipkan pada embun
Pada rimbunnya daun
Pada sejuk yang melantun
dzikir semesta pada sang Maha
buat kita sang pecinta
fana dalam kata dan makna
salam silaturahmi
irfan
------------------------
Cesillia ces
Tautan ini menjadikan kita saling kenal
Aku mengenalmu kau mengenalku
Dari sepi dan bayang-bayang waktu
Diantara kode-kode matrix dan layar monitor
Dari ruang kosong tempat kunang-kunang berbagi
Kegelapan dengan nyala lampu dijemari
Kita ketik kata saling sapa
Saling goda saling cerita
Berbagi kasih semesta sayang sesama
Semoga kebaikan selalu kita dahulukan
Menjadikan kita manusia yang penuh harap
Melangkah dikeseharian kita
Terimakasih sukses selalu digiatmu bersama cita, cinta dan harap
Engkau yang slalu bersinergi pada alam dan sang pencipta
Salam manis
Cesi
---------------------
Dikeesokan hari
Diranumnya pagi
Kubaca tautan ini
Sekat ruang dan waktu
Lebur membisu
Melihat kata, sapa, kita dalam cumbu
Saat ini
Masih kubuka lembaran-lembaran suci
Selaksa do’a pun belum terhenti
Lantas kutitipkan pada embun
Pada rimbunnya daun
Pada sejuk yang melantun
dzikir semesta pada sang Maha
buat kita sang pecinta
fana dalam kata dan makna
salam silaturahmi
irfan