RSS
Write some words about you and your blog here

Halal Bihalal ISEFID

Setelah kurang lebih 3 bulanan vacuum, isefid pada jum’at edisi 14 september 2012 kembali hadir  ke permukaan IIUM dengan mengadakan isefid open house. Acara tersebut kalau dalam tradisi Indonesia lebih dikenal dengan nama halal bihalal. Ketika googling kata halal bihalal ternyata ada beberapa tulisan yang justru mempertanyakan status ‘kehalalan’ halal bihalal. Alasannya cukup beragam, ada yang mengatakan bahwa kata halal bihalal itu tidak sesuai dengan gramatika bahasa arab bahkan ada yang mengatakan acara tersebut bid’ah.

 Terlepas dari perdebatan itu semua, saya pribadi setuju dengan pendapatnya Pandi Yusron, mahasiswa al ahgaf Yaman, dalam artikelnya di republika online yang mengatakan bahwa Jika ditinjau secara etimologis Bahasa Arab istilah Halal bi Halal tidaklah patut disalahkan. Dalam ilmu Bahasa Arab sering dijumpai teori izhmâr (sisipan spekulatif pada kalimat). 

Setidaknya ada dua cara agar istilah Halal bi Halal ini benar secara bahasa dengan pendekatan teori tersebut.Pertama Halal bi Halal menjadi: thalabu halâl bi tharîqin halâl; mencari kehalalan dengan cara yang halal. Kedua, halâl "yujza'u" bi halâl; kehalalan dibalas dengan kehalalan. Untuk yang kedua ini hampir sepadan dengan redaksi ayat al-Qur'an saat berbicara hukum qishâs "anna al-nafsa bi al-nafsi, wa al-'aina bi al-'aini; sesungguhnya jiwa dibalas dengan jiwa dan mata dibalas dengan mata" (QS. Al-Maidah: 45).

Setelah membandingkan dan mengutip pendapat Quraish Shihab, Pandi Yusron menyimpulkan bahwa makna filosofis Halal bi Halal berdasarkan teori izhmâr tadi dengan analisa pertama (thalabu halâl bi tharîqin halâl) adalah: mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan. Atau dengan analisis kedua (halâl "yujza'u" bi halâl) adalah: pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.

Halal bihalal dalam konteks ke-isefid-an bisa dimaknai dengan kedua pandangan tadi, misalnya dengan analisa yang pertama thalabu halâl bi tharîqin halâl bisa diartikan sebagai proses harmonisasi antar pengurus isefid dan juga para isefider. Pemaknaan tersebut mendapatkan ruang justifikasi dengan kehadiran beberapa Mahasiswa baru. Alhamdulillah dengan adanya halal bihalal ini ternyata tidak hanya mengharmoniskan kekeluargaan pengurus isefid yang sudah ada tapi juga pada moment ini bisa menambah keluarga baru di jajaran pengurus isefid.

Setelah acara Halal bihalal dilanjutkan dengan rapat evaluasi pengurus isefid. Inti rapat tersebut mungkin bisa disimpulkan dengan dua pertanyaan, what we have done and what we will do for isefid this semester. Alhamdulillah beberapa program kerja pun mengemuka setidaknya masing-masing divisi sudah menyiapkan apa yang akan dilakukan untuk program isefid selanjutnya. Akhirnya mudah-mudahan coretan ini bermanfaat dan kami dari divisi kajian beserta kerabat kerja undur diri, sampai jumpa di kajian isefid selanjutnya, wassalamu’alaikum wr wb.

0 komentar:

Posting Komentar