RSS
Write some words about you and your blog here

ADA CINTA DI TAMAN ISMAIL MARZUKI

ADA CINTA DI TAMAN ISMAIL MARZUKI
Oleh: Irfan Soleh

Malam tadi saya mengikuti kenduri cinta di Taman Ismail Marzuki. kenduri cinta ,menggali cinta menuju indonesia mulia, berbicara tentang banyak hal mulai dari tema kekerasan penganiyaan masalah pilpres juga sampe masalah hati kumplit diperbincangkan disana. Meskipun Acara dimulai dari jam delapan sampe jam 3 pagi, Saya datang ke TIM sekitar jam sembilan karna cak nun biasanya muncul dari jam sembilan keatas.

Ketika saya datang pembicara sedang menuturkan pengalaman pahitnya ketika di siksa oleh aparatur negara, polisi dalam hal ini. Jadi ada perbedaan antara penyiksaan dan penganiyayaan, kalau penyiksaan itu dilakukan oleh negara kepada warganya atau rakyatnya sedangkan penganiyaan itu dilakukan antar sesama warga negara. 2 orang yang jadi pembicara malam tadi adalah korban penyiksaan karna dilakukan oleh negara, yang satu korban polisi dan yang lainnya korban pemberangusan madiun

Tidak lama kemudian dibuka sesi tanya jawab biar suasana lebih hidup, banyak yang berkeluh kesah mengenai penganiyaan dan penyiksaan yang menimpa para pahlawan devisa, yaitu para buruh imigran TKI dan TKW. Namun cak nun menanggapinya dengan sebuah pertanyaan, kenduri cinta ini bagian dari apanya negara? Negara itu kan sebuah organisasi yang berasal dari kata organ, jadi dalam negara ada kepalanya, mukanya, tangannya dsb layaknya organ dalam tubuh kita, lalu kenduri cinta ini apanya negara? Pertanyaan tersebut langsung ia jawab sendiri, kita bukan apa-apanya negara jadi keluh kesah tadi tidak akan sampai kepada siapa2 tapi mudah-mudahan dengan adanya penuturan keluh kesah dihadapan jama’ah kenduri cinta, yang punya nurani cinta dan persaudaraan, bisa mendatangkan solusi

Penanya berikutnya menanyakan konsep kebenaran yang oleh caknun dibagi menjadi tiga yaitu kebenaran pribadi, kebenaran kolektif dan kebenaran hakiki. Cak nun menjawab dengan memaparkan 5 kitab suci yang Allah berikan kepada umat-Nya, sebelum Allah mengirimkan pegangan berupa kitab suci kepada manusia, jauh sebelum itu telah hidup umat-umat yang tidak diberi kitab suci dan rentang waktunya lebih lama dibanding dengan umat yang diberi kitab suci. Orang dulu lebih hebat karena keyakinannya gak perlu pegangan atau pemandu berupa kitab suci tapi mereka menggunakan hati, jiwa dan kekuatan internal diri yang lainnya yang dijadikan pegangan atau pemandu

Masih menjawab pertanyaan tadi cak nun mengutip ayat Atiullaha wa athiur rasul wa ulil amri minkum kenapa ketika Allah dan Rasul memakai kata athi’u...sedangkan kepada ulil amri tidak? Jawabannya karena taat kepada Allah dan Taat kepada Rasul itu mutlak karena mereka menyandang kebenaran hakiki sedangkan kepada ulil amri itu relatif sehingga tidak diulangi lagi kata tersebut, tergantung ulil amri-nya yang bagaimana dulu..,.kalau kebenaran pribadi itu kebenaran menurut kita sendiri yang oleh anggota DPR, ketika membuat UU sering disalahgunakan menjadi kebenaran kolektif

Sebenarnya masih banyak lagi yang dibicarakan pada malam tadi tapi berhubung teman saya ngajak pulang lebih awal jadi saya gak sempat mengikuti acara tersebut sampai akhir, jadi mungkin itu dulu yang bisa saya coretkan mudah-mudahan bermanfa’at dan bisa ditambah atau direvisi di kemudian hari....

Ciputat, 12 juni 2009

0 komentar:

Posting Komentar