RSS
Write some words about you and your blog here

TARJUMAN AL MUSTAFID

TARJUMAN AL MUSTAFID
oleh: Irfan Soleh

Tarjuman al mustafid adalah tafsir yang dikarang oleh Abdul Rauf As-Singkili atau Abdul Rauf Singkel. Perbedaan As-Singkili dengan Singkel hanya perbedaan dialek saja. Tapi ada juga julukan lainnya yaitu Abdul Rauf al-Fansuri nama ini ada karena daerah singkil itu lebih populer dari pada fansuri padahal kedua tempat tersebut berdampingan

Ada perbedaan pendapat dari peneliti kitab tafsir ini mengenai kelahiran beliau diantaranya
a. Rinkes, orang belanda, menurutnya as-Singkili lahir pada tahun 1615, beliau menghitung berdasarkan kebiasaan orang melayu pergi ke jazirah arab
b. Voorhoeve, menurutnya As-Singkili lahir pada tahun 1620 M dan ditulis didalam ensiklopedi of islam
c. Shagir Abd, menurutnya As-Singkili lahir pada tahun 1592 M, namun beliau tidak menjelaskan tahun ini didapat dari mana


Sekarang kita akan melihat latar belakang pendidikan Abdul Rauf as-Singkili. Awalnya beliau belajar sama ayahnya kemudian beliau berguru ke beberapa ulama di daerah Fansur, aceh. Dan pada tahun 1642 beliau merantau ke tanah arab dan belajar selama 19 tahun dari 27 ulama yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu islam

Kapan tarjuman al mustafid ini dibuat? Tafsir ini selesai dirampungkan dalam bentuk manuskrip pada tahun 1675 dan dicetak yang kemudian di tashih pada tahun 1884. Ada dua orang yang mempunyai pengaruh besar dalam merekonstruksi kitab Tarjuman al Mustafid ini yaitu Anthony Jhons dan Peter Riddel yang menulis disertasi tentang tafsir Tarjuman al Mustafid pada tahun 1984
Diantara mereka berdua ada perselisihan pendapat mengenai apakah tafsir Tarjuman ini adaptasi dari tafsir Jalalain atau dari tafsir Baidhowi. Menurut Anthony Jhons dari tafsir Jalalain sedangkan Peter Riddel dari Baidhawi. Disamping mereka berdua ada lagi peneliti dari indonesia yaitu Salman Harun yang menulis disertasi pada tahun 1987 dan beliau memperkuat pendapatnya Peter Riddel

Berbeda dengan para peneliti tadi yang mempunyai pengaruh di dalam merekonstruksi tafsir Tarjuman, Babad Daud Rumi mempunyai pengaruh besar dalam penyusunan kitab tafsir ini karena beliau murid langsung dari Abdul Rauf as-Singkili. Babad Daud Rumi menambahkan tentang Qira’ah dan Qishah dalam tafsir tersebut dimana dalam Qishah tersebut terdapat kisah-kisah israiliyyat yang diambil dari kitab al-Khazin

Alasan memasukan kisah israiliyyat tadi besar kemungkinan karena budaya masyarakat asia tenggara/nusantara pada umumnya tidak membedakan antara mitos dan cerita fakta. Dan cerita/kisah-kisah merupakan media dakwah yang disukai masyarakat kita

Kemudian ada satu kasus walaupun ini bisa jadi hanya spekulasi dari dosen saya bahwa Abdurrahman as-Singkili menafsirkan ayat الرجال قوامون على النساء bukan dengan “lelaki” tetapi dengan “keperkasaan”. Hal ini karena as-Singkili ingin menengahi perdebatan antara Nuruddin Arraniri dengan Syamsudin as-Sumatrani, muridnya Hamzah Fansuri, dan as-Singkili bersikap moderat dalam hal ini untuk menengahi perselisihan tersebut karena berbuntut pada fatwa Arraniri yang menyuruh membakar kitab-kitab Hamzah Fansuri dan menghalalkan darah yang mengikuti ajarannya

0 komentar:

Posting Komentar