Relokasi atau Naikin Gaji ?; The Sutuynomic's persfective

Dear all the Sutuynomics (er)

setelah baca berita berita di detik.com tentang 90 perusahaan yang akan relokasi (ini linknya
http://finance.detik.com/read/2013/03/19/171828/2198227/4/90-perusahaan-cabut-dari-dki-45-ribu-orang-terancam-menganggur) tiba2 aja ngebayangin decision apa yg akan kita buat klo kita ada di posisi sebagai pengusaha. apakah keputusan relokasi ini sudah benar? bisakah itu dikatakan adil atau tdk adil? jawabannya nggak mudah kawan karna disini ada semacam moral problems dan tampak seperti dilema.

kenapa disebut moral problem? karna it is concerned with harms caused or brought about by others meskipun kadang2 in ways that are outside their own control. klo mengacu ke pendapat Utilitarianism, John Stuart Mill (1957) bilang bahwa right actions were whichever ones would bring about the most good in a given situation. simple-nya mungkin klo meminjam istilah Maqasid Syaria'h, keputusan itu menjadi benar ketika memilih posisi yg dominan sisi Maslahah-nya.

ketika misalkan 90 perusahaan ini pindah dari jakarta ke ciamis dengan asumsi di ciamis lebih murah, bagi karyawan yg berada di jakarta mungkin musibah karna kehilangan pekerjaan tapi bagi karyawan yang baru direkrut di tempat yang baru ini itu merupakan anugrah. makanya Moral problem yang berhubungan dgn strategic decision making itu complex karna creates hardship in one area but benefit in another.

lantas sikap dan posisi kita harus seperti apa? klo pendapat sutuy saya sih pertama, karna ini berhubungan dengan Upah (UMP) maka harus benar2 diteliti sejauh mana Upah Minimum ini dilihat dari kacamata syari'ah or islamic perspectivenya (senggol ah pakar yg nulis dibidang ini Ahmad Dzakirin).

setelah ada fatwa atau teori yang mumpuni ttg Upah minimum menurut islam barulah kita bisa menjudge apakah perusahaan gak mau menaikan UMPnya karna dirasa sudah cukup atau sebaliknya. meskipun dalam area semacam ini, cukup susah untuk memaksa baik perusahaan maupun pekerja untuk berunding karna ya mereka sama2 punya keinginan dan kepentingan.

dalam hal ini saya sepakat dengan Hosmers (1987), walau bagaimanapun some managerial actions have to be taken, regardless of the harms to some, in order to maintain or enlarge the benefits of others. jadi tinggal diukur secara mateng mana yang paling banyak maslahah-nya, wallohu'alam

Si Nafri yang masih akan terus mengejar mimpinya @Pojok Cinta 200313